Kota merupakan wilayah metropolitan dan merupakan pusat
perekonomian serta segala hal yang berkaitan dengan kehidupan. Kehidupan di
kota bisa menjadi trend setter bagi wilayah lainnya. Banyak penduduk yang
tergiur untuk pindah ke kota dengan berbagai alasan, mulai dari mencari nafkah,
hingga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Masyarakat
dari berbagai kalangan yang berbondong-bondong pergi ke kota, semakin menambah
keberagaman lapisan masyarakat. Manusia dengan beragam ras, suku, golongan,
agama, dan warna kulit banyak kita temui di sana. Bahkan, perbedaan ekonomi dan
tingkat pendidikanpun beragam.
Keberagaman
lapisan masyarakat tersebut menjadikan penduduk kota memiliki beragam mata
pencaharian. Setiap kalangan memiliki potensi dan kemampuan masing-masing.
Selain itu, tingkat pendidikan yang cukup tinggi juga menyebabkan masyarakat
kota memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang luas, sehingga banyak tercipta lapangan kerja, seperti pegawai kantoran, pedagang, buruh, jasa,
dan lain-lain.
Sebagai pusat perekonomian, di kota banyak didirikan
industri-industri di berbagi bidang, seperti industri tekstil, kertas, baja,
makanan, minuman, dan lain-lain. Hal tersebut selain bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat kota, juga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara. Dengan banyaknya industri, maka
banayk juga tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga angka pengangguran bisa
ditekan.
Selain itu, perkembangan
teknologi di kota juga berkembang dengan pesat, karena teknologi sangat
diperlukan dalam pengembangan diberbagai bidang dan memudahkan masyarakat dalam
melakukan segala aktivitasnya. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang cukup
tinggi untuk mendapatkannya, namun dengan kemajuan teknologi, manusia bisa
melakukan segala sesuatu dengan mudah, cepat, dan tentunya tanpa membuang waktu
dan tenaga. Sebagai contoh, untuk bepergian ke tempat jauh, manusia cukup naik
sepeda motor, mobil, atau angkutan umum, tanpa harus bersusah payah jalan kaki.
Kota identik dengan
gedung-gedung yang menjulang tinggi. Diberbagai sudut kota, puluhan hingga
ratusan gedung-gedung terlihat disepanjang jalan dengan tingkat ketinggian dan
pola bangunan yang beragam. Hotel, apartement, kantor, hingga mall-mall besar
menghiasi wilayah kota dengan gemerlapnya. Manusia seakan-akan berlomba-lomba
untuk mendirikan bangunan setinggi-tingginya.
Dari beberapa ciri diatas, ciri
yang paling menonjol dari masyarakat kota adalah sikap individualisme. Adanya
perbedaan status sosial, ekonomi, bahkan tingkat pendidikan menyebabkan banyak
masyarakat kota memiliki sifat individualisme. Kegotongroyongan sudah jarang ditemui.
Bahkan pertemuan langsung secara tatap muka sudah jarang terjadi, karena adanya
komunikasi lewat telepon, handphine, e-mail, dan lain-lain. Selain itu, karena
tingkat pendidikan yang cukup tinggi, masyarakat kota cenderung berusaha
menyelesaikan segala persoalannya sendiri, tanpa meminta bantuan orang lain.
Selain individualisme, ciri
kedua yang paling menonjol yaitu materialistis. Setip orang selalu berusaha
untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari orang lain, bahkan
setinggi-tingginya. Mereka tidak pernah
puas dengan apa yang telah mereka miliki. Mereka selalu berupaya untuk
memperkaya diri. Karena dengan kekayaan, mereka bisa mendapatkan materi yang
mereka inginkan.
Dengan berbagai karakteristik
tersebut, timbul beberapa masalah dalam kehidupan masyarakat kota. Salah
satunya adalah kepadatan penduduk yang tidak terbendung lagi. Masyarakat dari
berbagai daerah dan beragam tujuan yang datang ke kota menjadikan kota semakin
padat, sehingga kebutuhan akan lahan untuk mendirikan tempat tinggalpun semakin
bertambah. Lambat laun, lahan kosongpun semakin sulit dicari. Hingga akhirnya
masyarakat yang tidak mendapat tempat tinggal rela untuk tinggal
didaerah-daerah pinggiran dan daerah aliran sungai tanpa seizin pemerintah.
Karena kurangnya kesadaran akan kebersihan, banyak masyarakat tersebut membuang
sampah sembarangan dan acuh terhadap keadaan sekitarnya, sehingga daerah-daerah
tersebut berubah menjadi lingkungan yang kumuh, yang dapat mengganggu
pemandangan dan merusak keindahan kota.
Permasalahan yang kedua adalah
polusi. Semakin banyaknya penduduk kota menyebabkan lahan kota semakin
berkurang. Hutan ditebang dan dijadikan pemukiman. Hal tersebut mengakibatkan
berkurangnya populasi pohon dan tumbuhan hijau di kota. Sehingga polusi pun
semakin tak terkendali, karena tidak adanya tumbuhan yang bisa menyerap
karbondioksida di udara. Selain itu, polusi air dan tanahpun menjadi
permasalaha serius di kota.
Selain polusi, kemacetan
merupakan permasalahan yang dihadapi dihampir semua kota di Indonesia.
Kepadatan penduduk dan sikap materialistisnya menyebabkan setiap individu
merasa perlu untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga jalananpun padat akan
kendaraan roda dua maupun roda empat. Kemacetanpun tak terelakkan.
Padatnya penduduk mengakibatkan
semakin bertambahnya para pencari kerja di kota, sedangkan jumlah lapangan
kerja tak sebanding dengan jumlah para pencari kerja, sehingga banyak
masyarakat kota yang mengalami pengangguran. Terjadinya pengangguran akibat
sulitnya mencari kerja, mengakibatkan kebutuhan hidup masyarakat tak dapat
dipenuhi, sehingga satu-satunya jalan yang paling mudah dan cepat adalah
melakukan kriminalitas. Pencopetan, pencurian, perampokan bank, toko, dan
rumah-rumah pun marak terjadi. Dampak pengangguran lainnya adalah kemiskinan.
Permasalahan lainnya adalah
kehidupan keagamaan yang semakin berkurang. Kesibukan masyarakat kota
menyebabkan mereka lalai untuk menjalankan kewajiban mereka kepada Tuhannya.
Waktu mereka terkuras habis dalam dunia kerjanya. Keluargapun dilupakan.
Kehidupan keagamaan yang semakin berkurang dan kurangnya perhatian orang tua
terhadap anak-anaknya mengakibatkan mereka terjerumus dalam pergaulan bebas
yang nantinya bisa merusak kehidupan mereka sendiri.
Sekian. Terima kasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar