Kamis, 13 Oktober 2016

Pengertian Dan Contoh Etnosentrisme Yang Ada Di Indonesia


Pengertian Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

Tipe Etnosentrisme
Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan yaitu antara lain :
  1. Etnosentrime Fleksibel
    Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan    bereaksi terhadap  suatu realitas didasrkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilsku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
  2. Etnosentrisme Infleksibel
    Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Indikator terbaik menetukan tipe etnosentrisme seseorang dapat ditemukan pada respon orang dalam menginterprestasi perilaku orang lain. Misalnya, seorang etnis Minang makan sambil jalan digang rumah, maka kita memandang dari perpektif sendiri dan mengatakan "dia tidak sopan" atau "itulah mengapa dia tidak disukai" berarti kita memiliki etnosentrisme yang kaku. Tapi jika kita mengatakan "itulah cara yang dipelajari unuk melakukannya" berarti mungkin kita memiliki etnosentrime yang fleksibel.
Lawan dari etnosentrisme adalah etnorelativisme, yaitu kepercayaan bahwa semua kelompok semua budaya da subkultur pada hakekatnya sama ( Daft, 1999). Dalam etnorelativisme setiap kelompok dinilai memiliki kedudukan yang sama penting dan sama berharganya. Dalam bahasa filsafat, orang yang mampu mencapai pengertian demikian adalah oarnag yang telah mencapai  tahapan sebagai manusia sejati atau manusia humanis.
Sikap etnosentrik dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya tipe kepribadian, derajat identifikasi etnik dan ketergantungaan. Semakin tinggi derajat identifikasi etnik umumnya semakin tinggi pula derajat etnosentrisme yang dimiliki, meski tidak selalu demikian (Helmi, 1991) misalnya, menemukan bahwa generasi  muda etnik Cina memiliki sikap etnosentrik lebih rendah dari pada yang tua. Temuan ini membuktikan bahwa semakin terikat seseorang terhadap etniknya maka semakin tinggi pula etnosentrime yang dimiliki. Sebab generasi tua etnik Cina umumnya masih cukup kuat terikat dengan negeri leluhurnya dibandingkan generasi mudanya yang telah melebur dengan masyarakat mayoritas lainnya.
Mungkin kita menduga bahwa keterikatan yang kuat dengan budaya etnik akan menyebabkan rendahnya rasa kebangsaan. Sebuah penelitian yang dilakukan Panggabean (1996) membantah hal tersebut. Ia menemukan bahwa meningkatnya keterikatan seseorang dengan nilai budayanya akan diikuti dengan sikap kebangsaan yang positip. Sebaliknya menurunnya keterikatan seseorang dengan nilai budayanya akan diikuti dengan sikap kebangsaan yang segatif. Jadi tidak berarti seseorang yang sangat terikat dengan budaya etniknya lantas melunturkan sikap kebangsaannya. Etnosentrisme jelas bukan sesuatu yang harus dihilangkan sama sekali namun patut untuk dipelihara karena etnosentrisme memang fungsional. Dalam hai ini etnosentrisme fleksibellah yang harus dikembangkan. Dengan etnosentrisme fleksibel, kehidupan multikultur yang damai bisa berlangsung sementara masing-masing kultur tidak kehilangan identitasnya.

 
Sebab-Sebab Munculnya Etnosentrisme Di Indonesia
  1.     Salah satu faktor yang mendasar yang menjadi penyebab munculnya etnosentrisme di Bangsa ini adalah budaya politik masyarakat yang cenderung tradisional dan tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional –dan juga ikatan-ikatan primordial- masih cenderung menguasai masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik dalam kerangka kepentingan mereka yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan lain-lain. Aspek kognitif dan partisipatif masih jauh dari masyarakat kita.
  2.     Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab munculnya masalah etnosentrisme adalah pluralitas Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan. Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain.Pertarungan kepentingan inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah.  
Contoh Etnosentrisme di Indonesia
 

Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.

Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat memalukan. Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggaan.


referensi : ugmyfirmansyah13.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-contoh-etnosentrisme-di.html

NB: (Disini author blogger tidak bermasuk untuk menjelek-jelekan suatu kelompok, suku, atau etnis yang ada di artikel, Indonesia maupun seluruh dunia. Di sini author hanya ingin berbagi ilmu dan memberikan contohnya menurut artikel-artikel yang author baca di blog-blog lain. Mohon Pengertiannya.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar